Kemarin tgl 12 Agust 2013 H+4 lebaran..iseng-iseng nemanin adikqu yang lagi hamil ke pasar. Sudah lama gak kepasar 16 ilir Palembang, rindu..ingat waktu dulu. Teringat suasana pasar yang riuh..kental dengan bahasa Palembang dan sering kali mendengar bahasa dari daerah saya, Sekayu. Sebagian banyak yang berasal dari Sekayu, apalagi disekitar kelurahan kami di km.5 rata2 orang asli Sekayu. Dipasar ini lengkap merupakan pasar induk disini,..semua ada, mungkin kl dijakarta semacam Pasar Tanah Abang kali ya dan kalau di Bandung, Pasar Baru karena aq pernah kepasar keduanya Jakarta dan Bandung tsb tetapi lebih luas dan besar saja dibanding yang di Palembang.


Biasanya klo kepasar mau blanja, kali ini aq cuma mau nemani adik saja dan paling utama aq mau ngerasain kenangan dulu kalau ke pasar ini. Biasanya kami kalau ke pasar, setelah berbelanja penuh sesak, padat, panas dan lelah akan mencari makanan dipasar ini. Beberapa makanan khas yang selalu ada menunggu dipasar ini adalah pempek (biasa dan panggang), tekwan, model, mie celor, martabak Har tetapi ada yang lain seperti bakso, mie ayam dan gado-gado atau nasi rames. H+4 lebaran ternyata tidak serame biasanya begitu juga dengan jualan makanan-makanan tersebut. Bagi penjual makanan hari ini yang jualan maka akan kualahan melayani pembelinya seperti saat kami ngantri beli pempek panggang, aq dan adik duduk ngantri ditepi jalan karena situasi pempek panggang gerobakan. Tapi paling asyik gerobakan bgini ..lebih seru, yaaa seperti dulu. Karena banyak sekali pembeli, mamang penjual tidak memperhatikan kebersihan karena sibuk melayani pembeli ngantri. Sewaktu melihat mamang mencuci piring dan sendok dengan air seadanya diember, aq menyarankan adikqu agar diplastik saja pempek panggangnya. Makan pempek panggang bisa kering bisa juga berkuah dengan kuah empek2+cacahan mentimun. Kami memilih berkuah agar lebih seru kalau dimasukkkan ke plastik hehehe...klo yang kering didalam pempek tidak hanya bumbunya tetapi diberi kecap manis.


Setelah beberapa jam kemudian setelah semua list belanja adikqu tercentang OK. Kami melanjutkan kuliner pasar yaitu martabak HAR. Agak sedikit kecewa sih...rasanya gak seperti dulu. kuahnya gak gurih,
tlornya gak pake tlor bebek, aq memperhatikan sheft nya hanya memasukan
dua tlor ayam kedalam kulit martabak. Walaupun bgitu...pengunjung tetap
rame seperti dulu. Setelah kenyang kami pulang...puas rasanya tp pengen
lagi sih hehe....kali ini sedikit akan membahas tentang martabak HAR.
HAR sendiri merupakan singkatan/inisial nama dari pemilik tokoh martabak
waralaba tersebut yaitu Haji Abdul Rozak. Haji Abdul Rozak adalah
saudagar Palembang keturunan India yang menikah dengan perempuan
Palembang. Martabak HAR pertama kali diciptakan dan diprakarsai oleh Haji Abdul
Rahman yakni saudara dari Haji Abdul Rozak, mungkin karena asal usulnya
yang keturunan Indialah yang menjadi inspirasi mereka untuk menciptakan
makanan tersebut.
Beberapa fakta tentang martabak di atas dapat membuktikan bahwa memang
Martabak HAR khas Palembang berbeda, martabak HAR adalah hasil olahan
yang tercipta di Palembang. Dapat kita yakini memang si empunya resep
dahulu menciptakan martabak ini terinspirasi dari makanan khas India
yang sejenis, namun telah mengalami banyak inovasi dan eksperimen yang
membuatnya memiliki cita rasa tersendiri dan sangat berbeda dengan martabak yang
ada di India. Martabak India sendiri menurut beberapa sumber memiliki
isian yang lebih banyak terutama daging dengan kuah kari yang lebih
kental dengan aroma yang lebih kuat. Isian di dalam martabak HAR sangat sederhana di mana hanya diisi 2
butir telur (ayam/bebek) tidak mengurangi kegurihan dan nikmatnya
martabak ini bahkan menjadi suatu ciri khas tersendiri dari martabak
HAR, hanya martabak HAR sajalah yang di dalam kulit martabaknya yang
krispi terdapat telur, mungkin sebagian orang akan langsung menyangkal
dengan berkata martabak telor Jakarta juga memakai telur di dalamnya,
namun martabak telor Jakarta tidak di makan bersama dengan kuah kari
khas Palembang yang di dalam karinya terdapat irisan kentang dan daging
kambing serta ditambah pula kuah cuka berasa asam dengan irisan kecil
cabe rawit sebagai penambah cita rasa bagi yang suka sensasi rasa
pedas-pedas masam, sungguh sensasi demikian hanya dan sangat khas dari
martabak HAR Palembang.
Apabila dilihat secara tekstur Martabak HAR tampak tidak berbeda dengan
martabak dari India apalagi martabak HAR memakai kuah kari yang
merupakan kuah khas yang berasal dari Negara Bollywood India, namun saat
anda memakannya barulah anda dapat mengetahui perbedaannya di mana
martabak HAR memiliki kuah kari yang tidak terlalu kental, aroma yang
tidak terlalu menyengat dan rasa yang tidak terlalu kuat seperti kuah
kari asli India. Kuah kari martabak HAR dapat dikatakan suatu
modifikasi dari kuah kari asli India yang disesuaikan dengan lidah orang
Indonesia khususnya wong Palembang, bisa dikatakan inilah kuah kari
asli Palembang.
No comments:
Post a Comment