Assalamualaikum…
Tulisan kali merupakan kelanjutan
dari tulisan sebelumnya yaitu Jogja-Cirebon. Tulisan ini dibuat dikereta saat pulang menuju jogja. Kami mulai take off dari stasiun pukul 16.00 wib lumayan daripada ngelamun lebih baik ngetik2 walaupun hasilnya gak perfekto karena diselingi ngobrol sama tetangga kursi. Bingung ya mulainya dari mana,
mungkin mulai dari tiba distasiun…kami tiba lebih kurang pukul 22.30 wib malam.
Kami dijemput calon menantu temannya mami parti (panjang ya..) di stasiun Prujakan. Ternyata disini ada dua stasiun salah satunya yang kami singgahin yaitu stasiun prujakan. Langsung menuju hotel, kami dibookingkan hotel satu tempat dengan tempat
pelaksanaan pelatihan. Lumayan untuk aq dan mami satu kamar dua bed.
Pelatihan
dimulai pukul 08.00 wib pagi. Hari pertama ini, awalnya aq ngerasa kurang sreg
karena sepertinya lebih kearah interprenership dan kosmetika kecantikan, walaupun ada juga tentang perawatan lukanya.
Ternyata hal ini merupakan bagian dari dunia keperawatan. Oh ya pelatihan ini
tentang pemanfaatan bahan herbal yang akan digunakan untuk perawatan luka
secara topikal dalam bentuk sediaan seperti gel, cream dan untuk cleansing, khusus cleansing
sediaan dalam bentuk cair yaitu dengan air rebusan bahan2 alam. Dalam pelatihan ini kami diajarkan membuat formula sederhana sediaan cream, hidrogel dari bahan herbal.
Kompetensi keperawatan memang tidak ada kompetensi untuk
mengobati atau membuat sediaan obat. Peraturan Kepmenkes tahun 2010 bahwa
perawat dapat memberikan terapi komplementer dengan memanfaatkan semua bahan
yang tersedia dialam. Disini belum ada kejelasan seperti apa bahan-bahan yang
dapat perawat gunakan dalam perawatan pasien. Hanya dijelaskan bahwa terapi komplementer yang dapat
diberikan kepada pasien oleh perawat adalah bekam, akupunctur, dan masage
Sebenernya aq lebih tertarik
dengan dengan konsep perawat dalam memberikan pencegahan terhadap penyakit dan mencegah komplikasi penyakit serta perawatan pada pasien yang sehat. Dalam
pelatihan ini adalah pencegahan foot ulcer pada pasien diabetes dengan cara
perawatan kaki rutin dengan konsep foot spa khusus pasien diabetes. Konsep ini
lebih tepat dalam keperawatan sebagai upaya preventif. Konsep dalam pelatihan ini
adalah perawatan terhadap orang sehat dan membantu meningkatkan gambaran diri
pasien yang sehat. Salah satu contoh untuk memfasilitasi hal tersebut dengan
perawatan kulit terutama kulit wajah.
Jadi sebenernya perawatlah yang seharusnya
mempunyai konsep didirikannya salon kecantikan, perawatan pasca persalinan.
Sementara untuk perawatan pada pasien sakit seperti pasien diabetes mellitus
adalah lebih kepada pengolahan diet dan pencegahan kaki diabetik. Ada hal yang
menarik dalam pelatihan ini, bagaiman memberikan full servise terhadap pasien
dengan cara memberikan membuat sesuatu yang disebut dengan custumer great
experience. Jadi gambarannya seperti bagaimana agar costumer selalu ingat akan
pelayanan yang diberikan sehingga menimbulkan kesan trust, dimana harapannya
nanti banyak demand dari costumer atau costumer tidak berpindah ke lain
pelayanan.
Di Indonesia sangat sangat kurang
sekali pengembangan dalam profesi keperawatan. Lulusan perawat hampir 100%
lulus mendambakan kerja diinstansi rumah sakit, klinik, puskesmas atau
perguruan tinggi swasta/negeri. Tidak ada yang ingin mengembangkan keperawatan
mandiri dalam preventif terhadap penyakit atau perawatan orang sehat. Padahal
jelas-jelas dalam konsep keperawatan terdapat tugas perawatan yang tidak hanya
perawatan terhadap individu yang sakit tetapi ada tugas juga dalam perawatan
orang yang sehat. Seharusnya perawat mengambil bagian dalam hal ini. Banyak
bertebaran dikota-kota bahkan didesa salon perawatan kecantikan, klinik-klinik
kecantikan tetapi didalamnya tidak ada peran perawat. Hanya profesi dokter yang
mengembangkan konsep ini padahal jelas-jelas ini juga tugas perawat. Mirisnya
lagi, orang-orang awamlah yang mengembangkan konsep perawatan orang sehat
seperti salon-salon/ klinik kecantikan. Masih banyak sebenarnya, perawat bisa mengembangkan edukasi terhadap anak-anak, remaja, edukasi diet, dan lain-lain karena keperawatan itu bersifat holistik atau menyeluruh mencakup bio-psikososio-spiritual.
Pembelajaran kali ini dapat
dicetuskan ide atau niat aq untuk mendirikan sebuah klinik yang didalamnya
terdapat dua program dengan konsep perawatan individu yang sakit dan perawatan
individu yang sehat. Sehingga praktek mandiri keperawatan akan memberikan
pelayanan keperawatan klien lebih tepatnya baik yang sehat maupun yang sakit.
Ada pemikiran juga yang timbul dibenak bahwa peran keperawatan komunitas saat
ini sangat kurang. Karena seorang perawat biasanya menunggu klien yang datang untuk
mendapatkan pelayanan tetapi sebenernya peran perawat komunitas adalah mencari,
mendatangi pasien baik itu yang sakit maupun
yang sehat. Sehingga paradigma menjadi terbalik, perawat mencari pasien
bukan pasien mencari perawat.
Diatas merupakan hasil buatan kelompok kami sediaan hidrogel lidah buaya dan cream dari ekstrak kunyit. Kedua-duanya dapat digunakan untuk topikal perawatan luka yang merupakan olahan dari bahan rumah tangga yang muda kita temui tetapi dikemas lebih baik, lebih praktis dan yang paling penting lebih mudah diserap kulit. Hidrogel lidah buaya sendiri, terbuat dari bahan dasar daging lidah buaya segar dan basis gel CMC yang keduanya merupakan agen moist untuk luka. Agen moist ini dapat mencegah atau meminimalisasi penguapan pada luka menjadikan kelembapan luka tetap balance sehingga proses perbaikan sel atau proses penyembuhan luka lebih cepat. Sementara cream/zalp dari ekstrak kunyit terbuat dari bahan dasar ekstrak kunyit dan basis vacelin. Vacelin sendiri digunakan untuk melembabkan karena kemampuannya dapat menurunkan kelembapan dan kunyit sendiri terdapat agen antibiotiknya. Ini adalah penjelasan singkat tidak meluas, sebenernya banyak sekali zat2 yang terkandung dalam bahan alami dari lidah buaya dan kunyit, mungkin akan dibahas dilain topik aja khusus mengenai luka.
Baiklah sekarang kita beralih ke kuliner aja deh....duh sayang sekali selama dua hari di Cirebon kami tidak sempat jalan2 menikmati kota udang ini. Alhasil gak ada dari kami yang membawa buah tangan. Tetapi selama pelatihan kami sempat mencicipi kuliner khas disini salah satunya adalah Empal gentong. Menurut perkiraan lidah qu...ini semacam gulai daging biasa yang diberi santan kelapa encer namun disini ada rasa asem banget, dagingnya seger, sayurannya juga seger..cuma kuahnya saja yang asem kecut. Walaupun begitu aq suka sih.
Oke...selama perjalanan pulang kami sempat ngobrol2 dengan tetangga kursi, salah dua dari mereka anak farmasi UGM, aq sempat tanya-tanya sedikit mengenai formulasi zalp/cream, hidrogel. Ingin tau saja gimana pandangan secara farmasi tentang formulasi tersebut. Aq sempat menanyakan tentang pembuatan ekstrak, ketahanan formulasi, kefektifan pengawet makanan dalam sediaan tersebut, kefektifan ekstrak dalam sediaan gel dll. Sepertinya memberi qu ide baru lagi klo formulasi yang kami buat dalam pelatihan perlu diujikan secara ilmiah, karena selama pelatihan kami sempat menanyakan evident base formulasi tersebut, yang ternyata hanya uji empiris saja.
Alhamdulillah tepat jam 21.51 wib akhirnya sampai di pintu keluar stasiun Lempuyangan jogja, jogja padat terutama jalan malioboro sampai-sampai ditutup arus kendaraan karena perayaan ulang tahun jogja.
See You ;)