Friday, October 4, 2013

Jogja-cirebon

Assalamualaikum...
Kali ini aq menulis pengalaman perjalanan kembali. Perjalanan kali ini yaitu jogja ke cirebon. Perjalanan ini dilakukan dalam rangka pelatihan. Pelatihan yang berkaitan dengan wound alias luka. Tujuan kami ikut pelatihan ini menambah pengalaman dan pengetahuan yang kami peroleh bulan mei lalu di pontianak. Di kota katulistiwa tersebut selama satu bulan kami praktek peminatan luka. Kali ini ke cirebon masih terkait hal yang sama tetapi dalam hal membuat product seperti cleansing, salep, cream yang memenuhi standar untuk luka.
Ketertarikan qu dalam pelatihan ini karena ingin membuat penelitian sendiri terkait cleansing luka standar. Walaupun biayanya lumayan mahal Rp 800.000,- belum termasuk hotel tapi aq masih ikut juga hehe..mudah-mudahan akan sangat bermanfaat ke depannya nanti amiiin.
Teman qu satu kelas ikut ada empat orang termasuk aq. Pelatihan ini selama 2 hari sabtu s.d minggu. Perjalanan di mulai dari stasiun Lempuyangan jogja, thanks mas dian dah jemput ke kos qu sampai ke stasiun. Thanks mas adi sudah pesankan tiket online buat qu. Thanks mami parti sudah mengajak ikut mencari ilmu ikut dalam pelatihan ini. Jam 16.00 wib menukarkan kode ke dalam bentuk tiket asli di stasiun. Berangkat naik kereta mulai pukul 16.30 wib dan insyallah sampai di kota cirebon jam 21.49 wib. Kami memilih kelas ekonomi dengan harga tiket Rp 50.000,- saja dalam menempuh perjalanan selama lebih kurang 6 jam.
Saat menulis ini kami masih berada dikereta. Biasanya aq menulis setelah perjalanan telah dilalui tp kali ini tidak karena ada waktu dikreta dengan berbekal hp kesayangan hehe..kurang dari satu jam lagi kami tiba di kota cirebon yang belum pernah aq datangin.
Aq selalu berfikir positif bahwa setiap kejadian termasuk perjalanan ini, ada hikmah yang bisa diambil. Pembelajaran yang sesederhana apapun harus kita nikmati seperti di kursi depan saya sepasang suami istri yang sudah tua dan sangat sederhana, sepertinya sang suami pernah terkena serangan stroke tetapi sang istri tetap setia mendampingi, sang istri membiarkan suaminya berbaring dikursi dengan bantal sementara sang istri tidur duduk dibawa. Dengan perhatiannya sang istri mengulurkan celana suaminya yang tadinya digulung agar tidak kedinginan. Oh ya walaupun kelas ekonomi tapi ac nya cukup dingin lo ya.
Ok kita lanjut ya...ada satu pembelajaran lagi yang aq bisa pelajari kali ini dari teman sekelas qu mas dian dan istrinya, istrinya mb Devi membekali suaminya  nasi bungkus selama perjalanan. Tadinya aq kira hanya untuk suaminya tapi nggak..ternyata untuk kami berempat. Bener-bener istri yang begitu perhatian terhadap suami termasuk menjaga hubungan relasi suaminya. Hal ni sangat sederhana tetapi aq merasakannya sesuatu yang menurutqu besar yaitu keikhlasan. Mulai dari ketika mendapatkan nasi bungkus ini...mas dian bilang "ayoo mbak Novi ambil nasinya, karena kita lain gerbong jd mbak novi ambil yg sudah dibungkus plastik" artinya mereka sudah memikirkan dari rumah klo aq sendiri digerbong satu terpisah dari yang lain karena pesan tiketnya belakangan. Kemudian setelah mangrib waktunya makan malam..mas adi kirim whatapp isinya agar aq segera makan jangan sampai kelaparan. Begitu juga dengan mas dian mengingatkan hal yang sama. Mami dan mas dian jg mengunjungi qu sebentar digerbong 1 yang membuatqu merasa diperhatikan. Akhirnya menjelang jam 20.00 wib aq membuka bungkusan nasi.. tadinya agak malas makan karena harus pakai tangan, aq sudah cuci tangan dahulu, tetapi setelah membuka nasi gak aq sangka2 sebelumnya isinya sangat rapi mentimun, sambal, sendok plasti dingkus plastik terpisah dan indomie yg juga terpisah (foto: setelah aq buka dan siap santap). Subhanallah ....Terima kasih ya :) mbak Devi dan mas Dian ...aq jadi lapar dan lahap niii.

to be continue...